Senin, 13 Agustus 2012

Sekelebat Nasionalisme (edisi nonformal)

Halo, kembali lagi bersama saya, si makhluk Tuhan paling imoetz :'>
Seperti biasa, hari ini gue bersyukur banget banget atas segala rahmat Allah yang telah diberikan kepada gue *sujud syukur*

Nah, kali ini, gue akan membahas sebuah tema berjudul 'Sekelebat Nasionalisme'.
Pertama, gue mau jelasin dulu arti dari nasionalisme itu sendiri. Menurut wikipedia, nasionalisme adalah satu paham yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan sebuah negara (dalam bahasa Inggris "nation") dengan mewujudkan satu konsep identitas bersama untuk sekelompok manusia.

Terus, kenapa sih gue memakai judul 'Sekelebat Nasionalisme'? Karena, nasionalisme yang kita punya 'hari ini'' hanya sekelebat. Lho, gimana tho maksudnya? Yep. Nasionalisme kita hanya muncul ketika Malaysia mengklaim budaya kita :)


Udahlah, pada ngaku aja. Pernah gak kalian memikirkan masa depan bangsa ini? Apa masa depan bangsa ini akan terang, benderang, atau bahkan akan suram, buram? Memangnya kalian pernah memutar otak tentang bagaimana caranya memajukan bangsa ini? Memangnya anda pernah melihat sebuah berita--bahkan beberapa berita tentang kemunduran negeri ini dan anda terenyuh melihatnya?
Gue yakin gak ada yang jawab 'ya' untuk semua pertanyaan gue :)
Paling hanya satu dua lah yang dijawab iya..



Gila ya, kita hidup dan tinggal di sebuah negara yang udah bobrok dimakan rayap. Dan anehnya, kita juga mendukung dan hanya terdiam melihat rayap-rayap itu mulai menggerogoti bangsa ini. Memalukan. Bahkan kita (pelajar, red) gak mau tahu dan tutup mata (tidur) pas pelajaran PKn. Zzzz
Dan bahkan, segelintir pelajar dengan santainya TAWURAN. Malah, di bulan Ramadhan, bulan yang penuh barokah Allah, ada pelajar yang tawuran! Astaghfirullah..


Bisa gak sih orang seperti itu disebut sebagai warga  negara Indonesia? Kalo sebagai warga negara Indonesia, kita mestinya tau dong, Pancasila. Dan kita mestinya tau dong kewajiban kita sebagai warga negara, ga perlu dengan militer, ga perlu dengan menciumi bendera, cukup dengan Mengamalkan Pancasila. Simple. Kalo ga bisa, terus kalian siapa dong? Penduduk gelap di Indonesia? ;)


Yang lebih nyesek lagi, kita itu baru membela negara saat Malaysia mengklaim budaya kita. Itupun, yang lebih ngakak lagi, pada bikin TTWW di twitter dengan kata: "Malaysia Miskin Budaya". Dan yang paling ngakak lagi, gue pun ikut ambil bagian di dalam pembuatan TTWW itu. Lol to the max.
Well, gue kan gak munafik, dan lagi-lagi, tulisan ini ditujukan buat menampar diri gue. Ayo, sama-sama berfikir ;)


Gue menulis post ini bukan karena apa-apa. Cuma, gue prihatin aja gitu sama sikap para pelajar Indonesia. 
Harusnya, kita adalah generasi penerus yang punya lentera yang terang untuk negeri ini di pudnak kita.
Harusnya kita adalah penulis-penulis takdir baru bagi Indonesia.
Harusnya kita yang menjahit semangat di bendera Indonesia.
Harusnya kita memiliki bintang, rantai, pohon beringin, kepala banteng dan padi dan kapas di kepala kita.
Harusnya kita adalah satu diantara 10 pemuda yang menggoncangkan dunia.
Harusnya kita adalah para orator kemajuan bangsa.
Harusnya, harusnya, harusnya!
Tapi realitanya? NIHIL.

Jadi pengibar bendera saja tidak mau. Mencetak prestasi saja tidak mau. Berusaha mengisi kemerdekaan saja angkat bahu. Terlalu.


Sebut saja aksi-aksi anarkis oknum mahasiswa, KKN, video mesum karya anak negeri, tawuran, saling menghina satu sama lain, maling teriak maling dan banyak lagi hal-hal negatif lain yang nyatanya malah semakin berkembang menggerogoti identitas kebangsaan. Ada satu lagi hal yang mungkin paling kecil, rasa penghormatan terhadap pahlawan dan bendera merah putih.

Hey bung! Ini bukan tentang 'aku nasionalis', bukan tentang 'aku pemuda Indonesia', bukan tentang 'aku penerus bangsa', bukan tentang segala cita-cita konyol negeri ini yang tanpa realita.
Ini soal harga diri bangsa. Ini soal identitas bangsa. Ini soal KITA. Soal kemajuan bangsa. Soal kesengsaraan kita. Soal jiwa muda kita.

Bukan hanya tentang lagu-lagu kebangsaan (dan gue yakin benar bahwa ga semua pelajar tahu lagu-lagu nasional dan lagu wajib). Ini soal lagu takdir negeri ini.
Bukan tentang sejarah berdirinya negeri ini. Tapi soal pencetakan sejarah baru Indonesia.

Bukan, bukan tentang Indonesia.
Ini tentang KITA, Sejarah kita, Hari ini kita, dan hari esok kita.
Dirgahayu ke-67 Republik Indonesia.
Merdekakan diri kita. Merdekakan takdir kita. Merdekakan masa lalu kita. Tegakkan kita hari ini, tegakkan rencana esok, tegakkan segala persiapan. Sambut kemerdekaan yang hakiki.

Don't ask what your country can do for you, ask what can you do for your country! - John F. Kennedy

2 komentar:

  1. WOW! (*O*)/ kereenn! setuju bgt sama ini! kita emg membela dan bangga sama budaya kita cuma pas Malay meng-klaim semuaa itu.. disaat adem ayem(?), boro - boro deh... kita malah ngebanggain budaya negara orang...

    BalasHapus
  2. arigatou ^^/
    bener cik, kita malah dengan bangganya menunjukkan bahwa kita bisa modern dance. bisa ga nari jaipong?
    kita menunjukkan kita hafal lagu barat. bisa ga lagu daerah?
    memang perlu dikoreksi segala hal yang ada di negeri ini
    *sok nasionalis :D

    BalasHapus