Sabtu, 18 Agustus 2012

Through The Fireworks

Allahu akbar Allahu akbar Allahu akbar
Laa ilaaha ilallahu Alllahu akbar
Allahu akbar wa lillahi ilham

Wow, dalam satu malam, gue berhasil membuat dua posting! XD
*guling2*

Well, yang tadi itu cuma intermezzo doang kok, yang asli(?)nya ini :D
Oke, seperti biasa, gue bersyukuuuuuuuur banget gue masih bisa merasakan indahnya bulan Ramadhan ini. Gue juga sangat bersyukur karena gue udah berhasil membuat kari ayam XD
*sujud syukur*

Hmm, malam takbir kali ini kok serasa kurang gimanaaaa gitu.. Takbir emang udah sangat lantang dilantunkan. Ketupat sudah berhasil dibuat dan opor ayam sudah berhasil dimasak *abaikan*
Gue ngerasa, kalo malam takbir 'terkalahkan' dengan suara............Kembang api.

Fireworks, api bekerja

Yep! Benar sekali! Di daerah saya, depan, belakang, kanan, kiri, atas, bawah(?), full kembang api. Full petasan. Langit udah kaya lampu disko, dan kita tinggal ajep-ajep dibawahnya. Well, gue ga tau sih apa hukumnya menyalakan kembang api. Tapi, jelas-jelas memainkan kembang api itu sangat menganggu pendengaran! Bising! Masa suara takbir kalah sama suara kembang api? Kan gak lucu..

Kalo kita main kembang api, apa sih untungnya? Kita itu kaya sedang berpesta.
*reader : kan pesta kemenangan*
*gue : kemenangan atas lomba balap kelereng lo?*
*reader : bukan! lomba atas keberhasilan kita melewati bulan Ramadhan, puasa puasa*
*gue : wadezig?! emang lo udah menahan hawa nafsu lo? ok, lo udah nahan lapar dan haus, nahan hawa nafsu, udah belum?*

Nah, gue kira merayakan kemenangan dengan judul 'Merayakan keberhasilan puasa' itu udah alasan yang super basi. Puasa kan artinya menahan lapar, haus, hawa nafsu, dan segala yang membatalkannya dari sejak terbit fajar sampai tenggelamnya matahari. Nah, apa sewaktu tenggang waktu segitu lamanya, kita sudah berhasil menahan hawa nafsu kita?

Dan, gue baru tersadar atas pesta kemenangan di akhir bulan Ramadhan dari salah satu temen gue di facebook. Gini katanya : "Kalo syaitan benar-benar dibelenggu pada saat bulan Ramadhan, berarti pesta kemenangan yang sangat sangat meriah berarti juuga bahwa kita menyambut bebasnya syaitan dari neraka"
JLEB! Gue sangat takjub atas kata-kata ini. Bener juga ya.

Setahu gue, Rasulullah SAW. juga merayakan akhir bulan Ramadhan dengan sangat sederhana. Gak seperti kita yang kudu menyiapkan segala hal yang baru; baju, sepatu, sandal, mukena, sajadah, dan segala tetek bengek aksesoris. Gak lupa, opor ayam dan ketupat, juga kue-kue khas lebaran. Harusnya, kita ini bersedih saat bulan Ramadhan pergi. Untuk orang-orang beriman sih begitu.

Dan lagi-lagi, dengan kesadaran tinggi, gue menulis posting ini juga untuk menampar diri gue sendiri. Gue gak mau jadi orang munafik :p
Yuk, berfikir! *ceile*

Dan suara kembang api pun terdengar lebih semarak. Seakan tak mau kalah, lantunan dzikr dan takbir pun semakin lantang bersuara. Through The Fireworks.

Happy Eid Mubarok 1433 H. Minal aidzin wal faidzin :)
Selamat makan ketupat dan opor ayam, ditunggu THR-nya~~ *plaaak*

saya dan Junji(?)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar