Gue adalah seorang
book-a-holic.
Lazimnya,
orang-orang akan menyebut gue sebagai kutu buku. Tapi tenang aja, gue bukan
seorang aneh yang di matanya bertengger kacamata super tebel yang bisa aja
membuat Cerberus, anjing penjaga neraka mengalami kebutaan.
Gue
bisa menghabiskan novel setebal 600 halaman hanya dalam sehari. Gue bisa
membaca genre buku apa aja, kecuali yang berbau gore. Sebenernya buku pelajaran
juga sebuah pengecualian. Tapi, karena hidup gue sebagai siswa bertumpu pada
buku-buku itu, maka gue bisa mentolerir buku pelajaran—agar bisa gue baca.
Minimal sekata lah.
Setiap
minggu, gue hampir selalu menghabiskan separuh waktu luang gue dengan baca
buku. Bukan maksud sombong nih. Tapi, entah kenapa, saat gue baca buku, seluruh
pikiran gue akan begitu terfokus pada setiap lariknya. Jadi, setiap gue selesai
melahap satu buku, ide-ide gila gue selalu merayu gue untuk menulis hal yang
sama, bergenre sama seperti buku yang telah gue baca. Dan tara! Ratusan
megabyte memori laptop telah gue habiskan untuk menyimpan ide-ide
novel/cerpen/buku, berbagai macam cerita yang menggantung tak tau tangga buat
turun, dan sebagian kecil cerpen gue yang sudah rampung, menjadi koleksi
berdebu dalam laptop gue.
Hmm,
kenapa gue bisa menjadi seorang book-a-holic? Well, gue gak tau pasti. Rasanya
tuh, saat gue baca buku, gue dapat semacam passion (apapun lah itu namanya).
Tapi, ada satu hal pasti yang selalu gue inget. Itu adalah saat almarhum bapak
gue perlahan mencipratkan sebagian dari dirinya (yep, book-a-holic itu sendiri)
ke dalam diri gue. Semenjak gue TK, gue udah sangat sering dibelikan buku
bacaan, cerita-cerita anak kecil, kisah nabi, dan berbagai hal yang sekiranya
belum wajar dibaca oleh anak seusia gue dulu. Bahkan gue sedikit ingat bahwa
gue pernah dibelikan buku pada saat hari ulang tahun gue. Samar-samar, sih.
Tapi gue harap bisa mendapatkan kado serupa pada tanggal 31 Agustus ke depan.
Khususnya buku-buku fantasi karya Rick Riordan dan buku fantasi lain. Duh,
harapan. Haha
Lama-lama,
kegiatan membaca gue menjadi sebuah hobi, dan lalu sekarang berkembang pesat
menjadi sebuah kebiasaan.
Salah
satu keinginan terbesar gue adalah agar gue bisa menerbitkan novel, kumpulan
cerpen, ataupun buku ilmiah yang menggugah. Seperti mimpi bapak gue yang
dititipkan pada pikiran gue. Seperti harapan bapak gue yang terwujud dalam
buku-buku yang beliau berikan pada gue.
I’m
a book-a-holic.
I’m
a well-known writer wanna-be, and I’ll be.
What
do you think?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar