Halalkah gue untuk
bercerita?
Entah
ya. Gue selalu gak bisa curhat ke orang lain. Bahkan ke sahabat gue sekalipun. Consequently, they called me an anti-social
girl. Gadis yang tertutup. Gadis jutek. Gadis yang gak peduli sama keadaan
sekitar.
Tapi,
serius. Bukan gitu. Bukannya gue gak percaya sama orang lain. Well, gue emang agak susah menunjukkan
kepercayaan gue sama orang lain. At least
I try. Gue gak pernah atau jarang curhat mengenai masalah pribadi karena
gue gak mau membebani orang-orang di sekeliling gue. Mereka sendiri punya
masalah yang mesti diselesaikan. Mungkin aja mereka punya lebih banyak masalah
atau bahkan yang lebih besar. Jadi, teman-teman, bukannya gue gak percaya atau
pendiam. Cuma...
Jujur,
gue lebih senang ada orang lain yang curhat ke gue ketimbang gue yang curhat ke
mereka. Well, gue pernah curhat
beberapa kali tentang kehidupan pribadi gue. Beberapa kali. Gak sering. Gak
seperti orang lain yang mudah curhat tentang masalah di keluarga mereka, gue
memilih untuk bungkam setiap ada yang bertanya masalah gue di rumah. Daripada
jadi aib, menurut gue. Jadi, mereka gak tau kehidupan gue seperti apa. Yah, gue
harap nggak, ya.
Jujur
lagi, nih. Gue mulai jengah saat ada orang lain yang mengomentari hidup gue
tanpa tau bagaimana kehidupan gue. Jujur, gue benci saat ada orang lain yang
mengatakan hidupnya sial atau apalah. Jujur, gue gak pernah suka sama orang
yang menunjukkan bahwa dia begitu menderita dengan hidupnya. Jujur, gue selalu
dongkol saat ada orang lain yang berkata bahwa situasi keluarga mereka lebih
buruk dari siapapun. Percaya, kalian belum menerawang hidup lebih jauh. Jujur,
gue gak suka sama orang-orang yang berkata bahwa hidup mereka sulit, padahal
mereka gak pernah mengetahui sebetapa sulitnya situasi di keluarga orang lain.
Oh,
please! Tau apa sih kalian tentang
situasi keluarga orang lain? Kalo nggak tau, jangan bilang bahwa situasi
keluarga lo lebih buruk. Jangan.
Gue
gak bilang bahwa situasi keluarga gue jauh lebih buruk. Alhamdulillah, keluarga
gue tercukupi oleh Allah. Tapi, gue pernah liat situasi keluarga yang ada di
sekeliling gue. Ada yang broken home,
ada yang yatim, ada yang piatu, ada yang yatim-piatu, ada yang hidup di bawah
garis kemiskinan, ada yang anggota keluarganya gak mengenyam bangku pendidikan,
ada yang tinggal berjauhan dengan orang tuanya, bahkan ada yang gak kenal orang
tua mereka. Jadi, teman, satu atau dua pertengkaran di rumah kalian, biarlah.
Jangan membuat kalian menilai bahwa keluarga kalian buruk. Merasa berkecukupan
lah, maka Allah akan mencukupkan kita. There
are reasons why Allah placed you there...
Yah,
gimana pun, gue benci kacamata kuda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar